MARAKNYA PERKADERAN HMI se INDONESIA
by: Abdul Munir Sara
REP | 08 February 2012
Gubernur NTT Drs. Frans Leburaya pada Acara Pembukaan Intermediate Training Tingkat Nasional HMI Cabang Kupang (05/02/2012)
Dalam dua bulan ke depan ini, sekitar 20 an HMI Cabang di Indonesia melakukan Latihan Kader II
(Intermediate Training). Dengan
semakin masifnya HMI melakukan perkaderan ini, sebagai pertanda,
dinamika keorganisasian terus digenjot. Hal inilah yang saya tangkap,
ketika menjadi salah satu narasumber pada Latihan Kader II HMI Cabang
Kupang. Acara yang dihadiri 45 peserta dari berbagai Cabang itu,
berjalan dengan khidmat dengan struktur kurikulum yang apik serta dengan
pengelola training yang handal.
Sebagai narasumber materi Nilai-nilai Dasar Perjuangan (NDP), banyak hal yang mestinya saya sampaikan, namun padatnya
content yang
tidak sebanding dengan waktu yang tersedia, membuat materi NDP terpaksa
disampaikan singkat dan padat. Namun yang menjadi penekanan saya
adalah, pentingnya meletakkan NDP dalam kontelasi ummat dan bangsa.
Selama ini, NDP HMI seakan terpenjara pada jastifikasi teologi.
Akibatnya, NDP nyaris tak tersentuh, akibat penuh_sesaknya tafsir
teologi dalam teks ideologi HMI tersebut. Padahal dalam hemat saya, NDP
mestinya menjadi nilai yang hidup dan senantiasa bersintesa dengan
praksis multidimensional kehidupan.
OLehnya itu dalam beberapa kesempatan, saya juga sering menyerukan, agar
perlunya dekonsentrasi terhadap kurikulum NDP. Dengan maksud,
konstruksi metodologi NDP bisa mengalami otentifikasi dengan tempat
dimana setiap kader HMI berada.
Konstruksi teologi di NTT, tentu beda dengan HMI di daerah lainnya.
Untuk kader HMI di Nusa Tenggara Timur (NTT) misalnya, konstruksi
teologi mestinya berbasiskan semangat pluralisme. Esensi ketuhanan pun
demikian, senantiasa berpijak pada kondisi realitas objektif dan produk
nilai sosiologis lainnya.
Manifestasi pemahaman NDP di NTT, harus bisa menjawab dilema kemiskinan
dan keterbelakangan di NTT. Olehnya itu, proses kristalisasi esensi
ketuhanan dalam NDP dilakukan dengan kecerdasan soiologis yang mumpuni.
Selama ini, kader HMI cenderung menagkap pesan NDP dengan kesadaran
supranatural. Sementara di dunia nyata, tidak sedikit kader HMI yang
gagap dalam menyikapi godaan kekuasaan dan pangkat. Akibatnya, tak
sedikit juga kader HMI yang terkubang dalam demoralisasi dan koruptif.
Olehnya itu, ketika saya diminta menjadi salah satu narasumber LK II HMI
Cabang Kupang, saya minta pada panitia, agar materi saya spesifik
terkait objektifikasi Nilai-nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI. Tentu
penekanan judul yang demikian, agar persepsi ketuhanan HMI tidak harus
terelitisasi dalam mind-set kader HMI. Tuhan yang sulit disentuh oleh
pikiran, dan Tuhan yang sulit diturunkan ke bumi (melangit).
Saya menaruh perhatian besar pada kader HMI. Bahwa dari waktu ke waktu
lapisan basis perkaderan HMI semakin kuat. Jumlah Cabang pun dari waktu
ke waktu terus bertambah. Kedepan saya berharap, HMI semakin bisa
memoderasi institusi serta basis ideologinya. Jayalah HMI. []