PENGERTIAN SINEMATOGRAFI
By:
Jadi Utomo
Dunia perfilman banyak sekali
menggunakan istilah-istilah asing yang pada umumnya hanya diketahui oleh
orang-orang yang bergelut didunia perfilman seperti sinematografi, dramaturgi,
skenario dan lain sebagainya. Tentunya, masyarakat kita banyak sekali yang
merasa awam dengan beberapa istilah tersebut. Seperti halnya saya pribadi yang
memang belum mengetahui dengan gamblang mengenai dunia perfilman, terutama mata
kuliah yang saya ambil ini yakni sinematografi. Oleh karena itu, untuk menjawab
rasa penasaran dan ketidaktahuan saya ini, saya berusaha mencari dan memahami
apa itu sinematografi dari beberapa sumber dibawah ini.
Sinematografi (dari bahasa
Yunani:
kinema - κίνημα "gerakan" dan graphein
- γράφειν "merekam") adalah
pengaturan pencahayaan dan kamera ketika merekam gambar fotografis untuk suatu sinema. Sinematografi sangat erat
hubungannya dengan seni fotografi tetap. Banyak kesulitan teknis dan
kemungkinan-kemungkinan kreatif yang muncul ketika kamera dan elemen adegan
sedang bergerak.[1]
Dari sumber lain dikatakan, sinematografi
adalah kata serapan dari bahasa Inggris Cinematography yang berasal dari bahasa
Latin kinema 'gambar'. Sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan bidang
ilmuyang membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung-gabungkan
gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide
(dapat mengemban cerita).
Sinematografi memiliki objek yang
sama dengan fotografi yakni menangkap pantulan cahaya yang mengenai benda.
Karena objeknya sama maka peralatannyapun mirip. Perbedaannya, peralatan
fotografi menangkap gambar tunggal, sedangkan sinematografi menangkap rangkaian
gambar. Penyampaian ide pada fotografi memanfaatkan gambar tunggal, sedangkan
pada sinematografi memanfaatkan rangkaian gambar. Jadi sinematografi adalah
gabungan antara fotografi dengan teknik perangkaian gambar atau dalam
sinematografi disebut montase (montage).
Sinematografi sangat dekat dengan
film dalam pengertian sebagai media penyimpan maupun sebagai genre seni. Film
sebagai media penyimpan adalah pias (lembaran kecil) selluloid yakni sejenis
bahan plastik tipis yang dilapisi zat peka cahaya. Benda inilah yang selalu
digunakan sebagai media penyimpan di awal pertumbuhan sinematografi. Film
sebagai genre seni adalah produk sinematografi.[2]
Sedangkan dari sumber yang lain,
saya juga mendapatkann pengertian sinematografi seperti berikut ini. Secara
sederhana, Sinematografi dapat diartikan sebagai seni dan teknologi dari
fotografi gambar bergerak (motion picture photography).
Seni Sinematografi :
Seni Sinematografi :
1. Memvisualisasikan sesuai skenario
dan konsep penyutradaraan.
2. Mengkomposisikan sebuah adegan.
3. Menciptakan look dan mood.
4. Melukis adegan dan aktor dengan
pencahayaan.
5. Penggambaran setiap shot untuk
melebur ke dalam cerita.
Teknologi Sinematografi :
1. Pemilihan kamera, lensa, dan
filter.
2. Pemilihan bahan baku untuk dapat
menetapkan look dari filmnya.
3. Pemilihan peralatan lampu dan
menguasai kondisi lokasi.
4. Koordinasi dengan personil film
dan lighting.
5. Integrasi dengan spesial efek.
Seorang sinematografer diharapkan
menterjemahkan naskah cerita dan konsep sutradara ke dalam imaji visual.
Kolaborasi mereka sudah dimulai jauh sebelum shooting dimulai.
Praproduksi :
1. Pemilihan dan tes bahan
baku/format digital.
2. Pemilihan dan tes filter.
3. Merencanakan pencahayaan
4. Identifikasi kebutuhan peralatan.
Produksi :
1. Jadwal pembagian shot.
2. Penempatan kamera.
3. Komposisi shot-shot.
4. Menjaga kontinuiti visual
Pascaproduksi
:
1. Penggunaan spesial proses.
2. Komunikasi dengan laboratorium
3. Komunikasi dengan editor.
4. Komunikasi dengan colorist
Tim Kerja Departemen Kamera :
1. Sinematografer/Pengarah
Fotografi/Director of Photography
2. Operator Kamera
3. Asisten Kamera 1 / focus puller
4. Asisten Kamera 2 / clapper loader
/ DV Engineer
5. Kontinuiti Cahaya / still foto
6. Gaffer
7. Best Boy
8. Electrician
9. Grip
10. Best Boy[3]
Pelaku sinematografi adalah
sinematografer. Seorang sinematografer adalah orang yang bertanggung jawab
semua aspek Visual dalam pembuatan sebuah film. Mencakup Interpretasi visual
pada skenario, pemilihan jenis Kamera, jenis bahan baku yang akan
dipakai, pemilihan lensa, pemilihan jenis filter yang
akan dipakai di depan lensa atau di depan lampu, pemilihan lampu dan jenis
lampu yang sesuai dengan konsep sutradara dan cerita dalam skenario.
Seorang sinematografer juga memutuskan gerak kamera,
membuat konsep Visual, membuat floorplan untuk ke efisienan pengambilan gambar.
Artinya seorang sinematografer adalah orang yang bertanggung
jawab baik secara teknis maupun tidak teknis di semua aspek visual
dalam film.
Sinematografer harus mendukung
visi dari sutradara dan skenario, karena
bagaimanapun yang akan di sampaikan ke pada penonton
adalah semua informasi dalam bentuk Visual yang sesuai
dengan visi sutradara dan visi skenario walaupun di beberapa kasus, sutradara bisa merubah jalan cerita dalam
skenario demi keindahan bercerita yang sudah merupakan gaya sutradara tersebut.
Sinematografer adalah juga kepala
bagian departemen kamera, departemen pencahayaan dan Grip Departement untuk
itulah Sinematogrefer sering juga disebut sebagai Director of Photography atau
disingkat menjadi DoP.
Pada industri perfilman,
seorang Sinematografer atau DoP akan di Bantu oleh sebuah tim yang dibentuknya
mulai dari
1st Camera Assistant yang
bertugas mendampingi dan membantu semua kebutuhan shooting mulai dari
pengecekan alat-alat hingga mempersiapkan sebuah shot.
Focus Puller yang bertugas
membantu sinematografer dalam memutar focus ring pada lensa sehingga subjek
yang diikuti kamera bisa terus dalam area fokus.
Camera boy istilah ini sering
digunakan pada industri film di Hollywood, adalah seorang asisten kamera yang bertugas membawa kamera
atau mempersiapkan kamera mulai dari tripods hingga memasang kamera pada
tripods tersebut.
Grip adalah bertugas untuk
memastikan letak kamera seperti yang diinginkan DoP baik secara level atau
tinggi rendahnya. Grip juga bertanggung jawab dalam perpindahan kamera artinya
Grip departemen yang memasang dolly track dsb.
Gaffer adalah istilah untuk
seorang yang bertanggung jawab atau kepala departemen pencahayaan. Bersama DoP,
Gaffer akan berdiskusi tentang warna, jenis cahaya dan gaya tata cahaya DoP
tersebut.
Lightingman adalah orang-orang
dalam departemen pencahayaan yang bekerja menata lampu sesuai dengan perintah
Gaffer dan kemauan DoP.
Karena film adalah sebuah kerja
tim (Team Work) maka sangatlah penting untuk seorang sinematografer atau DoP
untuk mempunyai tim yang bisa bekerja sama secara tim dengannya. Artinya tidak
bekerja secara individu.
Seorang sinematografer yang baik
harus juga mengenal dengan baik atau memahami alat yang akan dipakai dalam
pembuatan sebuah film. Karena Kamera hanyalah “alat Bantu” atau Tools saja maka
seperti alat Bantu yang lainnya juga kita sebagai Sinematografer yang
memindahkan semua ilmu dan pengetahuan kita lewat kamera tersebut. Artinya
kamera harus menuruti kemauan kita yang sudah menjadi visi sutradara dan visi
cerita atau scenario.
Untuk memahami kamera kita harus
membaca buku prtunjuk dari setiap kamera yang akan kita gunakan karena setiap
industri kamera mempunyai tekhnologinya sendiri-sendiri. Pada prinsipnya semua
kamera sama dan hanyalah alat Bantu kita mewujudkan gambar yang sesuai dengan
yang di inginkan akan tetapi alangkah baiknya jika pengguna sudah memahami
kamera tersebut secara teknis dalam petunjuk di bukunya (manual book).
Pada masa sekarang kamera secara
garis besar terbagi dalam tiga jenis dilihat dari penggunaan bahan baku. Yaitu:
Motion Picture Camera atau kamera
dengan bahan baku seluloid baik 35 mm/16mm. Contoh kamera: Arriflex 435 Xtreme
– 35 mm camera
Video Camera atau kamera dengan
bahan baku video tape. Contoh kamera: Sony HDV Video Camcorder
Digital camera atau kamera dengan
bahan baku digital/tapeless. Biasanya menggunakan CF card atau SD card bisa
juga dengan cakram seperti DVD. Contoh kamera: Sony EX3 – Digital Camcorder.[4]