Rabu, 26 Juni 2013

Kritik Dunia Film


PENGERTIAN SINEMATOGRAFI
By: Jadi Utomo

Dunia perfilman banyak sekali menggunakan istilah-istilah asing yang pada umumnya hanya diketahui oleh orang-orang yang bergelut didunia perfilman seperti sinematografi, dramaturgi, skenario dan lain sebagainya. Tentunya, masyarakat kita banyak sekali yang merasa awam dengan beberapa istilah tersebut. Seperti halnya saya pribadi yang memang belum mengetahui dengan gamblang mengenai dunia perfilman, terutama mata kuliah yang saya ambil ini yakni sinematografi. Oleh karena itu, untuk menjawab rasa penasaran dan ketidaktahuan saya ini, saya berusaha mencari dan memahami apa itu sinematografi dari beberapa sumber dibawah ini.
Sinematografi (dari bahasa Yunani: kinema - κίνημα "gerakan" dan graphein - γράφειν "merekam") adalah pengaturan pencahayaan dan kamera ketika merekam gambar fotografis untuk suatu sinema. Sinematografi sangat erat hubungannya dengan seni fotografi tetap. Banyak kesulitan teknis dan kemungkinan-kemungkinan kreatif yang muncul ketika kamera dan elemen adegan sedang bergerak.[1]
Dari sumber lain dikatakan, sinematografi adalah kata serapan dari bahasa Inggris Cinematography yang berasal dari bahasa Latin kinema 'gambar'. Sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan bidang ilmuyang membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung-gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide (dapat mengemban cerita).
Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni menangkap pantulan cahaya yang mengenai benda. Karena objeknya sama maka peralatannyapun mirip. Perbedaannya, peralatan fotografi menangkap gambar tunggal, sedangkan sinematografi menangkap rangkaian gambar. Penyampaian ide pada fotografi memanfaatkan gambar tunggal, sedangkan pada sinematografi memanfaatkan rangkaian gambar. Jadi sinematografi adalah gabungan antara fotografi dengan teknik perangkaian gambar atau dalam sinematografi disebut montase (montage).
Sinematografi sangat dekat dengan film dalam pengertian sebagai media penyimpan maupun sebagai genre seni. Film sebagai media penyimpan adalah pias (lembaran kecil) selluloid yakni sejenis bahan plastik tipis yang dilapisi zat peka cahaya. Benda inilah yang selalu digunakan sebagai media penyimpan di awal pertumbuhan sinematografi. Film sebagai genre seni adalah produk sinematografi.[2]
Sedangkan dari sumber yang lain, saya juga mendapatkann pengertian sinematografi seperti berikut ini. Secara sederhana, Sinematografi dapat diartikan sebagai seni dan teknologi dari fotografi gambar bergerak (motion picture photography).
Seni Sinematografi :
1.    Memvisualisasikan sesuai skenario dan konsep penyutradaraan.
2.    Mengkomposisikan sebuah adegan.
3.    Menciptakan look dan mood.
4.    Melukis adegan dan aktor dengan pencahayaan.
5.    Penggambaran setiap shot untuk melebur ke dalam cerita.
Teknologi Sinematografi :
1.    Pemilihan kamera, lensa, dan filter.
2.    Pemilihan bahan baku untuk dapat menetapkan look dari filmnya.
3.    Pemilihan peralatan lampu dan menguasai kondisi lokasi.
4.    Koordinasi dengan personil film dan lighting.
5.    Integrasi dengan spesial efek.
Seorang sinematografer diharapkan menterjemahkan naskah cerita dan konsep sutradara ke dalam imaji visual. Kolaborasi mereka sudah dimulai jauh sebelum shooting dimulai.
Praproduksi :
1.    Pemilihan dan tes bahan baku/format digital.
2.    Pemilihan dan tes filter.
3.    Merencanakan pencahayaan
4.    Identifikasi kebutuhan peralatan.
Produksi :
1.    Jadwal pembagian shot.
2.    Penempatan kamera.
3.    Komposisi shot-shot.
4.    Menjaga kontinuiti visual

Pascaproduksi :
1.    Penggunaan spesial proses.
2.    Komunikasi dengan laboratorium
3.    Komunikasi dengan editor.
4.    Komunikasi dengan colorist
Tim Kerja Departemen Kamera :
1.    Sinematografer/Pengarah Fotografi/Director of Photography
2.    Operator Kamera
3.    Asisten Kamera 1 / focus puller
4.    Asisten Kamera 2 / clapper loader / DV Engineer
5.    Kontinuiti Cahaya / still foto
6.    Gaffer
7.    Best Boy
8.    Electrician
9.    Grip
10.    Best Boy[3]
Pelaku sinematografi adalah sinematografer. Seorang sinematografer adalah orang yang bertanggung jawab semua aspek Visual dalam pembuatan sebuah film. Mencakup Interpretasi visual pada skenario, pemilihan jenis Kamera, jenis bahan baku yang akan dipakai, pemilihan lensa, pemilihan jenis filter yang akan dipakai di depan lensa atau di depan lampu, pemilihan lampu dan jenis lampu yang sesuai dengan konsep sutradara dan cerita dalam skenario. Seorang sinematografer juga memutuskan gerak kamera, membuat konsep Visual, membuat floorplan untuk ke efisienan pengambilan gambar. Artinya seorang sinematografer adalah orang yang bertanggung jawab baik secara teknis maupun tidak teknis di semua aspek visual dalam film.
Sinematografer harus mendukung visi dari sutradara dan skenario, karena bagaimanapun yang akan di sampaikan ke pada penonton adalah semua informasi dalam bentuk Visual yang sesuai dengan visi sutradara dan visi skenario walaupun di beberapa kasus, sutradara bisa merubah jalan cerita dalam skenario demi keindahan bercerita yang sudah merupakan gaya sutradara tersebut.
Sinematografer adalah juga kepala bagian departemen kamera, departemen pencahayaan dan Grip Departement untuk itulah Sinematogrefer sering juga disebut sebagai Director of Photography atau disingkat menjadi DoP.
Pada industri perfilman, seorang Sinematografer atau DoP akan di Bantu oleh sebuah tim yang dibentuknya mulai dari
1st Camera Assistant yang bertugas mendampingi dan membantu semua kebutuhan shooting mulai dari pengecekan alat-alat hingga mempersiapkan sebuah shot.
Focus Puller yang bertugas membantu sinematografer dalam memutar focus ring pada lensa sehingga subjek yang diikuti kamera bisa terus dalam area fokus.
Camera boy istilah ini sering digunakan pada industri film di Hollywood, adalah seorang asisten kamera yang bertugas membawa kamera atau mempersiapkan kamera mulai dari tripods hingga memasang kamera pada tripods tersebut.
Grip adalah bertugas untuk memastikan letak kamera seperti yang diinginkan DoP baik secara level atau tinggi rendahnya. Grip juga bertanggung jawab dalam perpindahan kamera artinya Grip departemen yang memasang dolly track dsb.
Gaffer adalah istilah untuk seorang yang bertanggung jawab atau kepala departemen pencahayaan. Bersama DoP, Gaffer akan berdiskusi tentang warna, jenis cahaya dan gaya tata cahaya DoP tersebut.
Lightingman adalah orang-orang dalam departemen pencahayaan yang bekerja menata lampu sesuai dengan perintah Gaffer dan kemauan DoP.
Karena film adalah sebuah kerja tim (Team Work) maka sangatlah penting untuk seorang sinematografer atau DoP untuk mempunyai tim yang bisa bekerja sama secara tim dengannya. Artinya tidak bekerja secara individu.
Seorang sinematografer yang baik harus juga mengenal dengan baik atau memahami alat yang akan dipakai dalam pembuatan sebuah film. Karena Kamera hanyalah “alat Bantu” atau Tools saja maka seperti alat Bantu yang lainnya juga kita sebagai Sinematografer yang memindahkan semua ilmu dan pengetahuan kita lewat kamera tersebut. Artinya kamera harus menuruti kemauan kita yang sudah menjadi visi sutradara dan visi cerita atau scenario.
Untuk memahami kamera kita harus membaca buku prtunjuk dari setiap kamera yang akan kita gunakan karena setiap industri kamera mempunyai tekhnologinya sendiri-sendiri. Pada prinsipnya semua kamera sama dan hanyalah alat Bantu kita mewujudkan gambar yang sesuai dengan yang di inginkan akan tetapi alangkah baiknya jika pengguna sudah memahami kamera tersebut secara teknis dalam petunjuk di bukunya (manual book).
Pada masa sekarang kamera secara garis besar terbagi dalam tiga jenis dilihat dari penggunaan bahan baku. Yaitu:
Motion Picture Camera atau kamera dengan bahan baku seluloid baik 35 mm/16mm. Contoh kamera: Arriflex 435 Xtreme – 35 mm camera
Video Camera atau kamera dengan bahan baku video tape. Contoh kamera: Sony HDV Video Camcorder
Digital camera atau kamera dengan bahan baku digital/tapeless. Biasanya menggunakan CF card atau SD card bisa juga dengan cakram seperti DVD. Contoh kamera: Sony EX3 – Digital Camcorder.[4]