Rabu, 10 Juli 2013

UNSUR-UNSUR HADITS



UNSUR-UNSUR HADITS


                            I.      PENDAHULUAN
Untuk menguji kebenaran pemberitaan yang diterima secara tidak langsung, memerlukan suatu dasar dan sandaran, kepada dan dari siapa pemberitaan dan pengetahuan itu diterima. Jika pemberitahu atau penyampai berita itu bertahap-tahap, maka sipemberi tahu atau penyampai  berita yang terakhir harus dapat menunjukkan sandarannya, yakni orang yang memberitakan kepadanya ,dan orang yang memberitakan ini pula harus dapat menunjukkan sunber asli yang langsung, yang menerima sendiri dari pemilik berita. Untuk menerima hadist dari Nabi Muhammad SAW. Unsur-unsur seperti pemberita, materi berita, dan sandaran berita, satupun tidak dapat ditinggalkan. Para muhadditsin menciptakan istilah-istilah untuk unsur-unsur dengan nama Rawi, Matan, dan Sanad(Hadist).
Sebelum mempelajari tentang hadist terlebih dahulu harus mengetahui mengenai unsur-unsur Hadist untuk mengetahui sempurna tidaknya suatu hadist, untuk itu pemakalah menyajikan makalah mengenai Unsur-unsur Hadits.

                         II.      RUMUSAN MASALAH
1.      Sanad
2.      Matan
3.      Rawi
4.      Perbedaan Sanad dan Rawi

                      III.      PEMBAHASAN
A.    SANAD
·         Pengertian
Kata “Sanad” menurut bahasa adalah “sandaran”, atau sesuatu yang kita jadikan sandaran. Dikatakan demikian, karena hadits bersandar kepadanya. Menurut istilah, terdapat perbedaan rumusan pengertian. Al-Badru bin Jamaah dan Al-Thiby bahwa sanad adalah “berita tentang jalan”.
Kata Al-Isnad berarti menyadarkan, mengasalkan(mengembalikan keasal), dan mengangkat. Kata Al-Musnad mempunyai beberapa arti. Bisa berarti Hadist yang disandarkan atau diisnadkan oleh seseorang. Bisa berarti nama suatu kitab yang menghimpun hadist-hadist dengan sistem penyusunan berdasarkan nama-nama para sahabat perawi hadist. Sedangkan Al-Musnid artinya adalah orang yang mengisnadkan.
Sanad atau thariq, ialah jalan yang dapat menghubungkan matnu’I-Hadist kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Dalam bidang ilmu Hadist sanad itu merupakan neraca untuk menimbang sahih atau Dhaifnya suatu hadist. Andai kata salah seorang dalam sanad-sanad itu ad yang fasiq atau yang tertuduh dusta maka, dhaiflah Hadist itu, hingga tak dapat dijadikan Hujjah untuk menetapkan suatu hukum.
Posisi sanad dalam suatu hadits umumnya berada diawal atau permulaan.
·         Contoh
Misalnya seperti kata Al-Bukhari:




Maka matnu’I-Hadist “Tsalasun” sampai dengan “An yuqdazafafinnar” diterima oleh Al-Bukhori melalui sanad pertama Muhammad Ibnu ‘I-Mutsanna, sanad kedua Abdul Wahhab-Ats-Ttsaqafi, sanad ketiga Ayyub, sanad keempat Abi Qilabah, dan seterusnya sampai sanad terakhir, Annas ra., seorang sahabat yang langsung menerima sendiri dari Nabi Muhammad SAW.
B.     MATAN
·         Pengertian
Kata “matan“ atau “Al-matn menurut bahasa berarti mairtafa’a min al-ardhi(tanah yang meninggi). Sedang menurut istilah matan adalah suatu kalimat tempat berakhirnya sanad. Intinya  yang di maksud dengan matan ialah materi atau lafazd hadist itu sendiri.
Posisi matan dalam suatu bentuk hadist yang sempurna berada setelah sanad sebelum rawi.
·         Contoh
Misalnya perkataan sahabat Anas bin Malik ra.:





“kami bersembahyang bersama-sama Rasulullah SAW. Pada waktu udara sangat panas. Apabila salah seorang dari kami tak sanggup menekankan dahinya diatas tanah, maka ia bentangkan pakaiannya, lantas sujud diatasnya” .
Perkataan sahabat yang menjelaskan perbuatan salah seorang sahabat yang tak disanggah oleh Rasulullah SAW.(kunna sampai dengan fasajada’alaihi), disebut matan.
C.    RAWI
·         Pengertian
Kata “rawi” ataual-rawi berarti orang yang meriwayatkan atau memberitakan hadist(naqil al-hadist). Rawi juga diartikan orang yang menyampaikan atau menuliskan dalam suatu kitab apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang(guru).
Biasanya posisi rawi dalam suatu hadist barada diakhir.

·         Contoh
Misalnya,


“warta dari ummu’l-Mu’minin, ‘Aisyah ra., ujarnya: Rasulullah SAW.telah bersabda: “barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu yang bukan termasuk dalam urusan(agama)ku, maka ia tertolak”.(Riwayat Bukhary dan Muslim)
Ini berarti bahwa rawi yang terakhir bagi kita, ialah Bukhari dan Muslim, kendatipun jarak kita dengan beliau-beliau sangat jauh dan kita tidak segenerasi dan tidak pernah bertemu, namun demikian kita dapat menemui dan menguji kitab beliau, yang hal ini merupakan sanad yang kuat bagi kita bersama.

Sistem Para Penyusun Kitab Hadist Dalam Menyebutkan Nama Rawi(Akhirnya)
Untuk menghemat pencantuman nama-nama rawi yang banyak jumlanya, penyusunan kitab Hadist biasanya tidak mencantumkan nam-nama itu seluruhnya, melainkan hanya merumuskan dengan bilangan yang menunjukkan banyak atau sedikitnnya rawy Hadits pada akhir matnul-hadistnya. 
Misalnya rumusn yang di ciptakan oleh ibn Isma’il as-shan’any dalam kitab
ablus-salam.
.....................................................................
Maksudnya; hadist itu di riwayatkan oleh tuju orang rawy,yaitu imam Ahmad. Imam bukhory,imam muslim,abu dawud At-turmudzi,An-Nasa’iy dan ibnu majah.
..................................................................................................................................................
Maksudnya; itu di riwayatkan oleh oleh enam orang rawy yaitu tujuh rawy tersebut selain Ahmad.
..............................................................................................................................................
Maksudnya:Hadist itu diriwayatka oleh dua orang imam hadist yakni Bukhori dan Muslim.
..............................................................................................................................................
Maksudnya:Hadist-hadist itu di riwayatkan oleh rawy-rawy Hadist,yang banyak sekali jumlahnya.

D.    PERBEDAAN SANAD DAN RAWI
Sebenarnya antara sanad dan rawi merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan.Yang dimaksud dengan rawi adalah orang yang meriwayatkan dan memindahkan hadits. Akan tetapi yang membedakan antara sanad dan rawi adalah terletak pada pembukuan atau pentadwinan hadits.
Untuk lebih jelas dapat membedakan antara sanad, rawi, dan matan, perhatikan contoh dibawah ini:
حد ثنا محمد بن معمر بن ربعي القيسي حد ثنا ا بؤ هشا م المحز ؤ مي عن عبد الؤ ا حد ؤ هؤ ابن ز يا د حد ثنا عثما ن بن حكيم حد ثنا محمد بن المنكد ر عن حمر ان عن عثمنا بن عفنا ن قا ل قا ل رسو ل ا لله صلي ا لله عليه و سلم من تو ضا فا حسن ا لو ضو ء خر جت خطا يا ه من جسد ه حتي تحر خ من تحت ا ظفا ره( روه مسلم)



“telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Ma’mur bin Rabi’i al-Qaisi, katanya: Telah menceritakan kepadaku Abu Hisyam al-Mahzumi dari Abu al-Wahid, yaitu Ibn Ziyad, Katanya: Telah menceritakan kepadaku  Muhammad bin al-Munkadir, dari ‘Amran, dari Usman bin Affan ra., ia berkata: Barang siapa yang berwudhu dengan sempurna(sebaik-baiknya wudhu), keluarlah dosa-dosanya dari seluruh badannya, bahkan dari bawah kukunya”.(HR. Muslim)
            Dari contoh hadits diatas kata-kata yang bercetak tebal disebut sanad, dan kata-kata yang bercetak miring disebut matan.

                      IV.      KESIMPULAN
Kata “sanad”  menurut bahasa artinya sandaran. Menurut istilah Sanad ialah jalan yang dapat menghubungkan matnu’I-Hadist kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Kata “matan“ menurut bahasa berarti mairtafa’a min al-ardhi(tanah yang meninggi). Sedang menurut istilah matan adalah suatu kalimat tempat berakhirnya sanad atau isi(inti) dari hadits.
Kata “rawi” atau “al-rawi” berarti orang yang meriwayatkan atau memberitakan hadist(naqil al-hadist). Rawi juga diartikan orang yang menyampaikan atau menuliskan dalam suatu kitab apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang(guru).
Perbedaan Sanad dan Rawi dapat dilihat dari pengertian keduanya. Sanad adalah orang yang menyampaikan atau yang menyambungkan suatu hadits dengan Rasulullah SAW. Sedangkan Rawi adalah orang yang meriwayatkan hadits.
Dilihat dari posisi Sanad dan Rawi dari redaksi hadits yang sempurna sanad berada diawal hadits(sebelum matan), sedangkan rawi berada diakhir hadits(setelah matan)
Hadits dapat dibedakan menjadi Hadits sempurna dan Hadist tidak sempurna. Hadits sempurna yaitu hadits yang memenuhi tiga unsur-unsur hadits(sanad, matan, rawi). Sedangkan Hadits yang tidak sempurna yaitu hadits yang tidak memenuhi ketiga unsur hadits tersebut.



DAFTAR PUSTAKA
Suprta, Munzier. 2002. Ilmu Hadis. Jakarta: Raja Grafindo Persada