UNSUR-UNSUR HADITS
I.
PENDAHULUAN
Untuk
menguji kebenaran pemberitaan yang diterima secara tidak langsung, memerlukan
suatu dasar dan sandaran, kepada dan dari siapa pemberitaan dan pengetahuan itu
diterima. Jika pemberitahu atau penyampai berita itu bertahap-tahap, maka
sipemberi tahu atau penyampai berita
yang terakhir harus dapat menunjukkan sandarannya, yakni orang yang
memberitakan kepadanya ,dan orang yang memberitakan ini pula harus dapat
menunjukkan sunber asli yang langsung,
yang menerima sendiri dari pemilik berita. Untuk menerima hadist dari Nabi
Muhammad SAW. Unsur-unsur seperti
pemberita, materi berita, dan sandaran
berita, satupun tidak dapat ditinggalkan. Para muhadditsin menciptakan
istilah-istilah untuk unsur-unsur dengan nama Rawi, Matan, dan Sanad(Hadist).
Sebelum mempelajari tentang hadist terlebih dahulu harus mengetahui
mengenai unsur-unsur Hadist untuk
mengetahui sempurna tidaknya suatu hadist, untuk itu pemakalah menyajikan
makalah mengenai Unsur-unsur Hadits.
II.
RUMUSAN MASALAH
1.
Sanad
2.
Matan
3.
Rawi
4.
Perbedaan Sanad dan Rawi
III.
PEMBAHASAN
A.
SANAD
·
Pengertian
Kata
“Sanad” menurut bahasa adalah “sandaran”, atau sesuatu yang kita jadikan
sandaran. Dikatakan demikian, karena hadits bersandar kepadanya. Menurut istilah, terdapat
perbedaan rumusan pengertian. Al-Badru bin Jamaah dan Al-Thiby bahwa sanad
adalah “berita tentang jalan”.
Kata
Al-Isnad berarti menyadarkan, mengasalkan(mengembalikan keasal), dan
mengangkat. Kata Al-Musnad mempunyai beberapa arti. Bisa berarti Hadist yang
disandarkan atau diisnadkan oleh seseorang. Bisa berarti nama suatu kitab yang
menghimpun hadist-hadist dengan sistem penyusunan berdasarkan nama-nama para
sahabat perawi hadist. Sedangkan Al-Musnid artinya adalah orang yang mengisnadkan.
Sanad
atau thariq, ialah jalan yang dapat menghubungkan matnu’I-Hadist kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Dalam
bidang ilmu Hadist sanad itu merupakan neraca untuk menimbang sahih atau
Dhaifnya suatu hadist. Andai kata salah seorang dalam sanad-sanad itu ad yang
fasiq atau yang tertuduh dusta maka, dhaiflah Hadist itu, hingga tak dapat
dijadikan Hujjah untuk menetapkan suatu hukum.
Posisi sanad dalam suatu hadits umumnya berada diawal atau permulaan.
·
Contoh
Misalnya seperti kata
Al-Bukhari:
Maka matnu’I-Hadist “Tsalasun” sampai dengan “An yuqdazafafinnar” diterima
oleh Al-Bukhori melalui sanad pertama Muhammad Ibnu ‘I-Mutsanna, sanad kedua
Abdul Wahhab-Ats-Ttsaqafi, sanad ketiga Ayyub, sanad keempat Abi Qilabah, dan
seterusnya sampai sanad terakhir, Annas ra., seorang sahabat yang langsung
menerima sendiri dari Nabi Muhammad SAW.
B.
MATAN
·
Pengertian
Kata
“matan“ atau “Al-matn menurut bahasa berarti mairtafa’a min al-ardhi(tanah yang
meninggi). Sedang menurut istilah matan adalah suatu kalimat tempat berakhirnya
sanad. Intinya yang di maksud dengan
matan ialah materi atau lafazd hadist itu sendiri.
Posisi matan dalam suatu bentuk hadist yang sempurna berada setelah sanad
sebelum rawi.
·
Contoh
Misalnya perkataan
sahabat Anas bin Malik ra.:
“kami bersembahyang bersama-sama Rasulullah SAW. Pada
waktu udara sangat panas. Apabila salah seorang dari kami tak sanggup
menekankan dahinya diatas tanah, maka ia bentangkan pakaiannya, lantas sujud
diatasnya” .
Perkataan
sahabat yang menjelaskan perbuatan salah seorang sahabat yang tak disanggah
oleh Rasulullah SAW.(kunna sampai dengan fasajada’alaihi), disebut matan.
C.
RAWI
·
Pengertian
Kata “rawi” atau “al-rawi” berarti orang yang meriwayatkan atau memberitakan
hadist(naqil al-hadist). Rawi juga diartikan orang yang menyampaikan atau
menuliskan dalam suatu kitab apa yang pernah didengar dan diterimanya dari
seseorang(guru).
Biasanya posisi rawi dalam suatu
hadist barada diakhir.
·
Contoh
Misalnya,
“warta
dari ummu’l-Mu’minin, ‘Aisyah ra., ujarnya: Rasulullah SAW.telah bersabda: “barangsiapa
yang mengada-adakan sesuatu yang bukan termasuk dalam urusan(agama)ku, maka ia
tertolak”.(Riwayat Bukhary dan Muslim)
Ini berarti bahwa rawi yang terakhir bagi kita, ialah Bukhari dan Muslim,
kendatipun jarak kita dengan beliau-beliau sangat jauh dan kita tidak
segenerasi dan tidak pernah bertemu, namun demikian kita dapat menemui dan
menguji kitab beliau, yang hal ini merupakan sanad yang kuat bagi kita bersama.
Sistem Para Penyusun Kitab Hadist Dalam
Menyebutkan Nama Rawi(Akhirnya)
Untuk menghemat pencantuman nama-nama
rawi yang banyak jumlanya, penyusunan kitab Hadist biasanya tidak mencantumkan
nam-nama itu seluruhnya, melainkan hanya merumuskan dengan bilangan yang
menunjukkan banyak atau sedikitnnya rawy Hadits pada akhir matnul-hadistnya.
Misalnya rumusn yang di ciptakan oleh ibn
Isma’il as-shan’any dalam kitab
ablus-salam.
.....................................................................
Maksudnya; hadist itu di riwayatkan oleh
tuju orang rawy,yaitu imam Ahmad. Imam bukhory,imam muslim,abu dawud
At-turmudzi,An-Nasa’iy dan ibnu majah.
..................................................................................................................................................
Maksudnya; itu di riwayatkan oleh oleh enam
orang rawy yaitu tujuh rawy tersebut selain Ahmad.
..............................................................................................................................................
Maksudnya:Hadist itu diriwayatka oleh dua
orang imam hadist yakni Bukhori dan Muslim.
..............................................................................................................................................
Maksudnya:Hadist-hadist itu di riwayatkan
oleh rawy-rawy Hadist,yang banyak sekali jumlahnya.
D.
PERBEDAAN SANAD DAN RAWI
Sebenarnya antara sanad dan rawi merupakan dua istilah
yang tidak dapat dipisahkan.Yang dimaksud dengan rawi adalah orang yang
meriwayatkan dan memindahkan hadits. Akan tetapi yang membedakan antara sanad
dan rawi adalah terletak pada pembukuan atau pentadwinan hadits.
Untuk lebih jelas dapat membedakan antara sanad, rawi,
dan matan, perhatikan contoh dibawah ini:
حد ثنا محمد بن معمر بن ربعي القيسي حد ثنا
ا بؤ هشا م المحز ؤ مي عن عبد الؤ ا حد ؤ هؤ ابن ز يا د حد ثنا عثما ن بن حكيم حد
ثنا محمد بن المنكد ر عن حمر ان عن عثمنا بن عفنا ن قا ل قا ل رسو ل ا لله صلي ا
لله عليه و سلم من تو ضا فا حسن ا لو ضو ء خر جت خطا يا ه من جسد ه حتي تحر خ من
تحت ا ظفا ره( روه مسلم)
“telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Ma’mur bin Rabi’i al-Qaisi, katanya:
Telah menceritakan kepadaku Abu Hisyam al-Mahzumi dari Abu al-Wahid, yaitu Ibn Ziyad,
Katanya: Telah menceritakan kepadaku
Muhammad bin al-Munkadir, dari ‘Amran, dari Usman bin Affan ra., ia
berkata: Barang siapa yang berwudhu dengan sempurna(sebaik-baiknya wudhu),
keluarlah dosa-dosanya dari seluruh badannya, bahkan dari bawah kukunya”.(HR.
Muslim)
Dari contoh hadits diatas
kata-kata yang bercetak tebal disebut sanad, dan kata-kata yang bercetak
miring disebut matan.
IV.
KESIMPULAN
Kata “sanad” menurut bahasa artinya sandaran. Menurut
istilah Sanad ialah jalan yang dapat menghubungkan matnu’I-Hadist kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Kata “matan“ menurut bahasa berarti mairtafa’a min al-ardhi(tanah yang
meninggi). Sedang menurut istilah matan adalah suatu
kalimat tempat berakhirnya sanad atau
isi(inti) dari hadits.
Kata “rawi” atau “al-rawi” berarti orang yang meriwayatkan atau
memberitakan hadist(naqil al-hadist). Rawi juga diartikan orang yang
menyampaikan atau menuliskan dalam suatu kitab apa yang pernah didengar dan
diterimanya dari seseorang(guru).
Perbedaan Sanad dan Rawi dapat dilihat dari pengertian keduanya. Sanad
adalah orang yang menyampaikan atau yang menyambungkan suatu hadits dengan
Rasulullah SAW. Sedangkan Rawi adalah orang yang meriwayatkan hadits.
Dilihat dari posisi Sanad dan Rawi dari redaksi hadits yang sempurna sanad
berada diawal hadits(sebelum matan), sedangkan rawi berada diakhir
hadits(setelah matan)
Hadits dapat dibedakan menjadi Hadits sempurna dan Hadist tidak sempurna.
Hadits sempurna yaitu hadits yang memenuhi tiga unsur-unsur hadits(sanad,
matan, rawi). Sedangkan Hadits yang tidak sempurna yaitu hadits yang tidak
memenuhi ketiga unsur hadits tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Suprta, Munzier. 2002. Ilmu
Hadis. Jakarta: Raja Grafindo Persada